“Tidak ada yang berarti
lagi dalam hidupku”
“Sepertinya aku nggak
akan bertemu lagi denganmu”
“Aku sudah tidak
sanggup lagi, lebih baik kuakhiri saja”
Pernahkah kata-kata
diatas tebersit dalam pikiran anda atau terucap dari bibir anda? Kalau anda
menjawab ‘Ya’, segeralah mencari bantuan. Anda membutuhkan bantuan!
Bunuh diri atau
mengambil nyawa diri sendiri oleh sebagian orang seringkali dianggap sebagai
suatu solusi jitu atas suatu dilema yang sedang dihadapi, baik itu dilema fisik
maupun psikologis. Secara ilmu psikologis, bunuh diri berakar
dari DEPRESI. Depresi itu sendiri tidak memilih usia, ia bisa menyerang
tua dan muda, laki-laki dan wanita.
Di Indonesia sendiri,
berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya 50 ribu orang
Indonesia bunuh diri. Penyebab banyaknya angka bunuh diri disebabkan oleh
kemiskinan dan tekanan ekonomi. Dari jumlah tersebut, 41% bunuh
diri dilakukan dengan cara gantung diri dan 23% dengan cara meminum racun
serangga. Sementara pada tahun 2009 marak diberitakan aksi bunuh diri dengan
melompat dari pusat perbelanjaan dan gedung bertingkat. Yang mengherankan,
latar belakang kemiskinan bukan lagi menjadi pemicu utama bunuh diri karena
rata-rata korban berasal dari keluarga mampu.
Kenapa
memBUNUH DIRI sendiri?
Depresi?
Depresi adalah sebuah
gangguan mood yang ditandai oleh perasaan sedih yang berlebihan dan
keputusasaan yang biasanya disebabkan oleh tragedi pribadi baik itu kerugian
material (bangkrut, kehilangan harta karena kebakaran, kecelakaan dsbgnya) atau
immaterial (kematian anggota keluarga, putus cinta dsbgnya). Depresi bisa
menghasilkan sebuah keadaan emosi tidak normal yang kemudian menghasilkan
tindakan membesar-besarkan perasaan sedih dan rasa keputusasaan yang
(sebenarnya) tidak sesuai dengan realitas yang dialami.
1. EMOSI
Kesedihan adalah gejala
depresi emosional yang paling mencolok dan luas. Orang yang depresi biasanya
mengartikulasikan rasa depresi mereka dengan pernyataan-pernyataan seperti
"Saya merasa sedih." Biasanya gejala emosional ini dirasakan lebih
parah di waktu pagi hari karena orang tersebut kesulitan tidur. Perasaan cemas
juga hadir bersamaan dengan hilangnya kepuasan dan kehilangan
minat (ogah-ogahan, malas). Kehilangan minat bisa dimulai
dengan menurunnya kinerja dan meluas ke hampir semua kegiatan (hobi,
aktivitas rekreasi, dll). Pada akhirnya, bahkan daya tarik terhadap
fungsi-fungsi biologis seperti makan dan seks juga mulai hilang.
2. KOGNITIF
Istilah ini mengacu
kepada proses mental kognitif yang ditandai dengan mengetahui, berpikir,
belajar dan menilai. Ini merupakan proses intelektual di mana seseorang merasa
atau mengerti. Individu yang mengalami depresi berpikir akan merasa dirinya
sendiri NEGATIF. Mereka memandang masa depan dengan keputusasaan. Individu
mungkin merasa bahwa mereka telah gagal dalam segalanya atau bahwa mereka
menyebabkan masalah mereka sendiri. Mereka percaya bahwa mereka lebih
rendah, tidak memadai dan tidak kompeten. Depresi fungsi
kognitif menyebabkan mereka memiliki harga diri yang rendah. Ini akhirnya
menabur benih bagi keputusasaan dan pesimisme. Individu yang
mengalami depresi benar-benar percaya bahwa ia ditakdirkan gagal dan maka dari
itu tidak ada jalan keluar.
3. MOTIVASIONAL
Gejala khusus biasanya
bisa dilihat pertama kali oleh orang-orang yang dekat dengan orang yang
depresi. Orang depresi biasanya memiliki kesulitan untuk "mulai."
Sebagian besar dari kita dapat bekerja untuk bangun pagi, pergi bekerja,
berinteraksi dengan satu sama lain dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan rutin.
Namun individu yang mengalami depresi ditandai
dengan kepasifan atau kurangnya aktivitas. Kepasifan dan
kurangnya respon yang normal ini merusak kemampuan individu untuk terlibat
dalam kehidupan dan bersosialisasi. Dalam bentuknya yang paling ekstrem bahkan
mungkin individu akan mengalami "kelumpuhan" di mana ia bahkan tidak
merasa seperti melakukan apa yang diperlukan untuk kehidupannya sendiri.
4. SOMATIS
Ini adalah manifestasi
biologis dari depresi. Ini mungkin adalah kumpulan gejala yang paling berbahaya
karena dampaknya. Ketika depresi menjadi semakin parah, kegembiraan biologis
dan psikologis yang (semestinya) membuat hidup layak dijalani menjadi terkikis.
Hilangnya nafsu makan, kehilangan minat pada seks dan hasrat seksual, penurunan
berat badan, dan gangguan tidur menyebabkan kelemahan dan kelelahan. Individu
yang sedang depresi atau merasa tertekan merasa depresi secara fisik pula. Mereka
lebih rentan terhadap penyakit fisik akibat depresi. Ketika menjadi lebih buruk
maka akan mengikis dorongan dasar biologis.
BUNUH
DIRI=SELESAI?
Jadi jika anda merasa
memenuhi keempat ciri diatas maka anda akan merasa syah untuk mengakhiri hidup
anda sendiri? Begitukah? Anda menganggap, masalah adalah anda dan anda adalah
masalah jadi untuk mengakhiri masalah, anda berfikir bahwa andalah yang musti
di matikan? Yakin? Anda berfikir bahwa jalan SATU-SATUnya untuk menyelesaikan
masalah adalah MENYELESAIKAN anda? Anda ‘selesai’ sama dengan masalah selesai?
Anda yakin dengan konsep itu?
Bukankah JAUH lebih
baik, MASALAHNYA yang dihentikan? Siapa yang bisa melakukannya? ANDA! Apakah
mungkin? Bagaimana caranya? Lanjutkan membaca..
MENGUBAH
CARA BERFIKIR
Bagi anda yang ingin
bunuh diri, mungkin pernah mendapati beragam kata-kata yang mengatakan bahwa
“Tuhan tidak akan memberikan masalah pada umatnya yang tidak mungkin bisa
diatasinya”, “Dibalik setiap tembok masih ada ruang dan tembok yang lain”,
“Bukan hanya kau saja yang mempunyai masalah di dunia ini”. Iya, semua
kata-kata itu terdengar menyejukkan bagi anda namun anda bingung bagaimana
melangkah untuk memperbaiki diri dan melepaskan dari depresi? Anda merasa kaku,
terpojok, kecil dan tidak berdaya.
Pernahkah mengajak fikiran anda
berfikir yang tidak biasanya?
Pernahkah anda melihat
hewan bunuh diri?
Mungkin ini pertanyaan
yang cukup aneh bagi anda. Bagaimana mungkin urusan bunuh diri anda disamakan
dengan perilaku hewan. Tapi dengan serius saya ajak anda berfikir, pernahkah
anda melihat seekor binatang dengan keterbatasannya dan ketidakberdayaannya
mengakhiri hidupnya sendiri? Tidak. Hewan biasanya mengakhiri hidup dengan
menjadi makanan bagi hewan lain, diburu oleh manusia lalu dimakan atau mati
secara alamiah.
Hewan menanggapi
keinginan untuk hidup dengan mulia, tetapi hanya manusialah yang dapat mencapai
indahnya kehidupan. Hewan hanya tahu desakan yang buta dan naluriah; tetapi
manusialah yang dapat melampaui dorongan ini dengan menjadikannya sebagai fungsi
yang alamiah. Manusia dapat memilih untuk hidup dalam kecerdasan seni yang
tinggi, bahkan dalam kegembiraan rohani surgawi (spiritual). Sedangkan binatang
tidak bertanya mengenai tujuan hidup, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan
hidup, dan mereka tidak bunuh diri.
Bunuh diri yang
dilakukan manusia menunjukkan bahwa makhluk semacam kita telah keluar dari
tahap kebinatangan, namun kemudian menuju ke sebuah fakta bahwa ternyata
usaha-usaha eksplorasi yang dilakukan manusia
telah gagal mencapai level artistik dari pengalaman
kehidupan.
Binatang mungkin tidak
tahu arti kehidupan, namun manusia tak hanya memiliki kapasitas untuk pengakuan
atas pemahaman nilai-nilai dan makna, tapi ia juga menyadari arti dan makna
dari sebuah arti itu sendiri - sehingga ia sadar dan memiliki wawasan
diri.
Jadi,
rintangan-hambatan-tantangan-kegagalan-kehilangan adalah sebuah goresan unik
diatas kanvas (kehidupan) yang membuat karya (hidup) anda nantinya akan
menghasilkan sebuah mahakarya yang INDAH. Tanpanya, lukisan itu hanya akan
berupa garis-garis atau titik-titik yang monoton dan tidak bernilai seni (tidak
bermakna).
Kekhawatiran hanya ada
dalam PIKIRAN anda sendiri. Sudahkah anda check kenyataan?
Anda mungkin sudah
merasa melakukan segenap usaha keras untuk mencari solusi atas problematika
yang anda alami namun tetap saja bertemu jalan buntu. Semua sudah terlambat dan
hidup anda hancur. Begitu yang anda fikirkan. Dunia diluar diri anda terasa
runtuh dan anda tidak menemukan alasan lagi untuk menjalani hidup. Maaf mengecewakan,
tetapi semua yang anda cemaskan itu sebenarnya hanya ada dalam pikiran anda
saja. PIKIRAN. Iya, anda memang merasa sangat yakin dengan kondisi negatif
itu. Tapi karena anda sendirilah yang mengulangnya terus menerus dalam kepala
sehingga secara tidak sadar anda menganggap bahwa semua ‘sepertinya’ ‘kayaknya’
‘mungkin’ itu menjadi sebuah fakta. Fakta yang cukup untuk mengakhiri hidup
anda. Padahal itu hanya ada dikepala dan BUKAN merupakan kenyataan. Jadi, apa
yang anda cemaskan? It’s not real. Seperti ketika anda mimpi buruk,
apakah esok hari anda tidak keluar dari rumah karena ketakutan?
Carl Jung pernah
berkata: Semua tergantung pada
bagaimana kita melihat sesuatu, bukan bagaimana sesuatu itu sendiri.
Sayang sekali hidup
anda yang luar biasa itu harus anda berhentikan sebelum waktunya.
Tidakkah anda pernah
berfikir bahwa setiap jiwa yang hadir di dunia ini mempunyai sumbangsihnya
tersendiri bagi bumi? Atau anda hanya sempat berfikir bahwa kehadiran anda
hanya sekedar untuk hidup saja dan menunggu mati? Bahwa jika anda tidak ada di
bumi maka tidak akan berpengaruh sama sekali pada kehidupan? Salah! Kehadiran
anda di dunia akan SANGAT berpengaruh, begitu pula dengan ketiadaan anda.
Mungkin ada sebagian
dari anda yang ‘iseng’ ingin mengetahui seberapa berharganya anda dihadapan
orang-orang sekitar anda ketika anda dikabarkan meninggal. Reaksi kesedihan
atau penyesalan dari mereka anda bayangkan sebagai sesuatu yang membahagiakan
bagi anda. Bukankah dengan begitu anda ingin dikasihani? Mengapa anda senang dikasihani?
Bukankah itu kasihan sekali? Faktanya, tidak ada orang yang tidak bersedih jika
seorang diantara mereka meninggal karena itu manusiawi. Jadi, pembuktian yang
ingin anda lakukan sepertinya sia-sia. Untuk apa anda menyianyiakan hidup hanya
untuk sebuah pembuktian yang semu? Padahal jika anda tidak berhenti sampai
disitu, kehidupan yang luar biasa bagi anda telah menanti di depan, tinggal
anda menjalaninya dengan melewati badai dan kebahagiaan.
That’s Life!
MEMBANTU
DIRI SENDIRI
Bantuan paling BESAR yang
bisa membantu anda dari usaha bunuh diri adalah ANDA sendiri!
Anda yang harus
memiliki KESADARAN awal bahwa hidup anda sebenarnya BERARTI hanya anda BELUM
TAHU bagaimana mengatasi rintangannya. Dengan NIAT untuk BERUBAH menjadi LEBIH
BAIK dan melakukan TINDAKAN, maka itu adalah LANGKAH BESAR untuk melanjutkan
KEHIDUPAN.
Setelah
itu, anda bisa meminta bantuan orang terdekat untuk mendengarkan keluh kesah
anda, kalau anda merasa mereka tidak cukup membantu anda, bantuan profesional
(Psikiater) juga bisa menjadi opsi. Niat kecil untuk membantu diri
sendiri sudah cukup membuktikan bahwa anda MENGHARGAI diri anda sendiri dan
menghargai KEHIDUPAN yang sudah
dipercayakan Sang Pencipta kepada anda.
So,
don’t Jump!
2 comments:
yampun cuupp, waktu yg bunuh diri ditempat kerjaku taman anggrek kemaren ituu aku liat live pas dia dah jatoooh, sampe-sampe aku ga bisa tiduuur. :( takuuuuut.
wew...
gmana...??
lngsung mninggal..??
dah ga' bsa mikir jernih mungkin...
Posting Komentar