Jangan Emosi

Jumat, 28 September 2012

"Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam berkelahi, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai emosinya tatkala marah" (Muttafaqun Alaih)

Sahabat.. Ada banyak hal yang kadang sangat-sangat sepele tetap
i karena kita menyikapinya dengan sangat reaktif dan emosional, tiba-tiba hal yang sepele itu menjadi sebuah masalah yang besar dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang bijak.

Ada sebuah kisah..
Suatu hari seorang bapak makan di sebuah restoran bersama dangan keluarganya. Ketika sedang asyik menyantapkan makanan, bapak tersebut melihat di sampingnya ada seorang anak kecil tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya pun tumpah membasahi taplak meja dan baju si anak. Spontan ayah anak itu marah, “Mengapa kamu tidak hati-hati?” bentak si ayah. Si anak menangis. Si ayah makin memarahinya saja. Bapak yang lain menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng saja.

Menurutnya suasana makan keluarga tersebut seketika berubah menjadi kacau. Tentu saja keadaan tersebut tidak akan terjadi jika sang ayah mampu bersikap lebih bijak, sabar, dan tidak emosional.
Betul?..

Jika kita renungkan, dalam hidup ini ada banyak masalah yang muncul karena kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana saja.

Keadaan akan menjadi lain, keluarga tersebut akan makan dengan tenang dan bersuka-cita, jika si ayah berkata sambil tersenyum, “Lain kali hati-hati ya, nak.” Masalah pun selesai. Si anak dan keluarga yang lain pun senang. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengutamakan amarah, menyalahkan orang lain, keadaan, dan dunia sekitar jika sedang ditimpa persoalan. Akibatnya kita kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu :

* Pertama : Rasa Syukur

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih" (Surah Ibrahim: 7) 

Jika terlalu sibuk menggerutu dan mengeluh, kita akan kehabisan waktu untuk bersyukur atas segala rahmat yang Allah berikan.

Hari ini sebelum kita protes tentang menu dan rasa makanan dihadapan kita, pikirkanlah seseorang yang tidak memiliki sesuatu untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh karena tidak memiliki banyak materi, pikirkanlah seseorang yang mengemis dijalanan hanya untuk mendapatkan sedikit belas kasihan dari orang lain.

Sebelum kita mengeluh karena wajah kita tidak secantik atau setampan yang kita inginkan, pikirkanlah seseorang yang memiliki wajah lebih buruk.

Sebelum kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, pikirkanlah banyaknya orang yang bergumul meminta pasangan hidup.

Sebelum kita mengeluh tentang sulitnya hidup ini, pikirkanlah seseorang yang terbaring koma di rumah sakit, bahkan untuk memikirkan masa depanpun ia sudah tidak mampu lagi.

Ketika kita merasa lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkanlah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan karena tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita.

* Kedua : Rasa Ikhlas

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim] 

Kehidupan ini harus diterima dengan penuh Kebahagiaan tanpa suatu keharusan memiliki segalanya dengan berlebihan. Jalan kebahagiaan adalah merasa senang pada diri kita, apa yang kita kerjakan dan apa yang kita miliki merupakan rahasia kekuatan,
kepuasan, dan kehidupan pribadi yang berenergi tinggi.

Kebahagiaan menghubungkan kita dengan keindahan dan kekuatan semesta alam, dengan kekuatan tertinggi kita, dengan Sang Illahi. Kebahagiaan berarti merasakan dan mengungkapkan kebahagiaan hidup, bergembira karena keindahan dan kekayaan sebagai makhluk.


..Hati-Hati dengan kemarahan..

Bisa jadi marah itu timbul karena adanya sesuatu yang tidak kita inginkan. Bisa juga karena orang lain.. Namun bagaimana pun panjangnya teori, marah itu lebih banyak sisi negatifnya dari pada positifnya.

Saya yakin.. Semua orang pasti pernah marah, entah itu dikarenakan perbuatan orang lain,seauatu yang tidak sukai, sesuatu yang tak sesuai dengan harapan kita, dan masih banyak lagi..

Bila kamu marah , maka waspadalah karena kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun.

Jika kamu marah, maka hendaklah beristigfar.. memohon ampun pada-Nya. 

Dan jika kamu hendak ingin marah kepada seseorang.. Ingatlahh hadits ini:
”Laa Taghdhob wa lakal Jannah ”
”Janganlah kamu suka marah , Maka Bagimu Surga (H.R Muslim) 

Jika amarah memuncak naik. Tak usah dilapiaskan kepada orang lain hendaknya kamu bersabar. Kalau marah dilampiaskan itu tidak baik karena dapat memicu pembuluh darah bekerja lebih cepat sehingga darah akan mengalir cepat dan jantung berdetak lebih cepat bisa menuakan diri.. 
"Bila seseorang dari kamu sedang marah hendaklah diam." ( HR. Ahmad )

Jangan marah yaa..

"Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar"

Isbir wa tabasum

0 comments:

Posting Komentar