Seberapa seringkah dalam hidup kita, ketika mendengar adzan berkumandang, kita lalu bergegas meninggalkan segala kesibukan kita dan bersiap-siap untuk melakukan shalat?
Shalat, yang seharusnya menjadi kegiatan yang teramat penting bagi kita, kebutuhan dan prioritas utama dalam kehidupan, seringkali malah kita letakkandi urutan paling akhir. Tak hanya saat kita sedang dilanda kesibukan, namun tak jarang juga pada waktu-waktu luang kita. Shalat sering kali terlupakan, atau lebih tepatnya dilupakan.
Ia kerap ditunda sebisa mungkin, sampai di sisa-sia waktu. Itupun sudah dianggap paling baik, daripada tidak dikerjakan sama sekali. Masih untung kita melaksanakan shalat kan?
Sulit memang, bila kita terus membandingkan apa yang kita lakukan dengan hal-hal yang lebih buruk. Karena, seperti selalu ada yang lebih baik, juga selalu ada yang lebih buruk. Hanya saja, dalam hal perbuatan baik, kita tentu harus melihat ke atas, ke arah yang lebih baik, agar kita bisa terus menjadi orang yang maju, menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Tentu tidak sama, shalat yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh di awal waktu dengan shalat yang dilakukan sekedarnya di ujung waktu. Pasti ada perbedaan dari segi nilai maupun manfaat.
Hanya shalat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh yang dapat memberi pengaruh bagi kebaikan jiwa dan kehidupan kita. Selain itu, ada keutamaan yang lebih dalam setiap kebaikan yang kita lakukan dengan usaha serta kesungguhan yang lebih. Begitu pun dengan shalat tepat waktu. Seperti yang disebutkan dalam hadis berikut:
Dari Ibnu Mas`ud berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah: Apakah amalan yg paling afdhal?”, beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata kembali: “Kemudian apa?”, beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, “Kemudian apa?”, beliau bersabda: “Berjihad fi sabilillah”. Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah menyampaikannya kepadaku secara langsung, jikalau aku meminta tambahan nasehat lagi niscaya beliau menambahnya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Seandainya orang-orang mengetahui pahala adzan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).
Hanya dengan menyadari betapa pentingnya shalat bagi diri dan kehidupan kita, bahwa ia sesungguhnya kita butuhkan, selain tentunya kewajiban yang harus dilaksanakan. Hanya dengan demikianlah, kita bisa mulai benar-benar menjadikannya prioritas dalam hidup kita, dan dengan begitu melaksanakannya di awal waktu. Dengan sepenuh hati. Dengan segenap jiwa.
Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al Hajj: 77).
0 comments:
Posting Komentar