Part 10

Selasa, 26 Juli 2011

Sambungan...

Paman pun segera menghubungi Dila dan menanyakan tentang kegiatan mereka berdua tadi pagi, tapi kemudian Fawz minta izin agar dia yg ngobrol dengan Dila.

”Halo, selamat siang?”, kata Dila.

”Selamat siang, kami dari kepolisian. Kami ingin menanyakan tentang kegiatan anda dengan saudara Asrul 1 hari ini, maaf kalo saya mengganggu privasi anda tapi ini sudah mnjadi prosedur kepolisian”, kata Fawz dengan sopan.

“Oh gitu ya gpp ko’’. Saya tadi pagi dijemput oleh Asrul jam 8 an gitu, terus kami pergi minum2 bentar di café, habis itu kami pergi ke bioskop. Soalnya ada film pemutaran perdana hari ini, kami juga pengen nontonnya. Katanya filmnya seru walaupun cuma berdurasi 2 jam, saking banyaknya peminat sampai2 pemutaran dilakukan berturut2. Setelah tu kami pergi makan siang di dekat pantai, hmm..rasanya 1 hari ini saya senang banget sampai2 ngerasa 1 hari ini cepat banget berlalu”, kata Dila smbil curhat.

”Apakah pada saat di Café ataupun di bioskop anda merasa aneh dengan sikap saudara Asrul?”, tanya Fawz.

”Ga da ko’, malah dia baik banget. Dia juga membelikan aku makanan n mnuman waktu nonton, dia membuat aku ngerasa nyaman. Tapi kasihan, dia akhirnya jadi nonton sendiri karena aku ketiduran. Mungkin karena kecape’an sebelumnya, aku baru terbangun setelah sempai pada adegan berantemnya, untung ja adegan yang itu aku tidak kelewatan karena itu adegan yg paling seru”. kata Dila.

”Pada jam berapa anda menonton di bioskop?”,tanya Fawz lagi.

”Hmm..jam berapa ya? Kayaknya jam 9 deh, soalnya pada saat itu dari informasi mengatakan bahwa pada jam 9 pemutaran perdana film tersebut akan segera dimulai, pada saat itu saya tidak memakai jam tangan jadi ga’ tau waktunya kapan”, smbung Dila.

”Bisa saya tau, di Bioskop mana anda menonton film tersebut, dan dimana café tempat kalian minum2?”, tanya Fawz.

“Kami mnontonnya di Bioskop daerah jln Sudirman, dan cafenya cm beberapa meter dari bioskop ko’”, kata Dila.

”Setelah menonton, kemana tujuan kalian selanjutnya?”, kata Fawz.

”Selanjutnya kami makan siang di dkt pantai seperti yg saya bilang tadi”,kata Dila.

”Apakah anda ingat saat itu pukul barapa?”,tanya Fawz.

”Wah kalau yg itu aku ga’ tau, kan aku ga’ bawa jam tangan”, kata Dila.

”Setelah itu, apakah ada lagi kegiatan lain?”kata Fawz.

”Tidak ada lagi sich, habis itu kami langsung pulang, karena saat itu kami udah capek jalan2, rasanya hari ini cepat banget berlalu, hehehe..”,kata Dila.

”Oke terima kasih atas infonya”, kata Fawz.

Setelah menutup telpon, kami pun kembali ke permasalahan.

”Bagaimana? Saya jelas2 tetap bersama dia kan?”, tanya Asrul smbil menyalakan rokok dan menggenggam dingin tangan kirinya yg kekar itu, pasti dia suka olahraga, pikir ku.

”Yah, menurut keterangan dari nya anda tetap bersama dia”, kata Fawz.

”Tapi masih mungkin ja, anda melakukan pembunuhan pada saat dia tertidur. Ya kan?”,kini Cha2 yg angkat bicara.

”Tdk bisa, itu sangat sulit untuk melakukannya”, kata RH smbil ngeliat peta yg dbawa oleh kepolisian.

”Hmm..Lokasi Café dan Bioskop ada di jalan Sudirman, berarti kalau kita mengendarai mobil paling cepat membutuhkna waktu 45 menit dan dengan sepeda motor paling cepat 30 menit”. Kata Cup.

”Aku tadi telah menelpon pihak bioskop dan menanyakan pada menit ke berapa pada saat adegan berantem yg dikatakan Dila itu terjadi, dan pihak bioskop mengatakan pada saat kira2 menit ke 60 ataupun udah setengah pemutaran”, kata RH.

”Waaaah..! Lagi2 kamu berpikir duluan dari kami”, kata ku kagum.

”Ih…Si X lebai deh, biasa ja kaleee !”,kata Cha2.

”Yah berarti tidak mungkin melakukan pembunuhan, sedangkan menggunakan sepeda motor ja membutuhkan waktu 60 menit pulang balik, belum lagi waktu membunuhnya”, kata Cup.

“Berarti tinggal anda yg harus kami periksa pak Syarif”, kata paman ku kpd pak Syarif.

“Bisa anda ceritakan alibi anda?”,tanya Cup.

”Saya juga rencananya pada hari ini ada janji ketemu dengan pak Bambang, tapi saya juga membatalkannya karena saya harus menyelesaikan lukisan saya”, kata Syarif.”

Adakah saksi yg melihat anda sedang mengerjakan lukisan anda?”, tanya Paman.

”Sayang sekali tidak ada seorang pun yang melihat saya bekerja, saya tinggal sendiri di rumah saya semenjak istri saya meninggal. Dan saya juga mengerjakan lukisan saya di rumah sendirian”, kata Syarif sambil meremas2 tangan kanannya dengan menggunakan tangan kirinya. Tngan kanannya tampak lusuh ditambah dengan bekas2 noda di tangannya. Tampak kotor kelihatan, sepertinya kepribadiannya sangat berbeda sekali dengan Pak Bambang, pikir ku.

=to be continued...=




0 comments:

Posting Komentar