Sambungan...
Paman pun segera menghubungi Dila dan menanyakan tentang kegiatan mereka berdua tadi pagi, tapi kemudian Fawz minta izin agar dia yg ngobrol dengan Dila.
”Halo,
selamat siang?”, kata Dila.
”Selamat
siang, kami dari kepolisian. Kami ingin menanyakan tentang kegiatan anda dengan
saudara Asrul 1 hari ini, maaf kalo saya mengganggu privasi anda tapi ini sudah
mnjadi prosedur kepolisian”, kata Fawz dengan sopan.
“Oh
gitu ya gpp ko’’. Saya tadi pagi dijemput oleh Asrul jam 8 an gitu, terus kami pergi
minum2 bentar di café, habis itu kami pergi ke bioskop. Soalnya ada film pemutaran
perdana hari ini, kami juga pengen nontonnya. Katanya filmnya seru walaupun cuma
berdurasi 2 jam, saking banyaknya peminat sampai2 pemutaran dilakukan berturut2.
Setelah tu kami pergi makan siang di dekat pantai, hmm..rasanya 1 hari ini saya
senang banget sampai2 ngerasa 1 hari ini cepat banget berlalu”, kata Dila smbil
curhat.
”Apakah
pada saat di Café ataupun di bioskop anda merasa aneh dengan sikap saudara
Asrul?”, tanya Fawz.
”Ga
da ko’, malah dia baik banget. Dia juga membelikan aku makanan n mnuman waktu nonton,
dia membuat aku ngerasa nyaman. Tapi kasihan, dia akhirnya jadi nonton sendiri
karena aku ketiduran. Mungkin karena kecape’an sebelumnya, aku baru terbangun setelah
sempai pada adegan berantemnya, untung ja adegan yang itu aku tidak kelewatan karena
itu adegan yg paling seru”. kata Dila.
”Pada
jam berapa anda menonton di bioskop?”,tanya Fawz lagi.
”Hmm..jam
berapa ya? Kayaknya jam 9 deh, soalnya pada saat itu dari informasi mengatakan
bahwa pada jam 9 pemutaran perdana film tersebut akan segera dimulai, pada saat
itu saya tidak memakai jam tangan jadi ga’ tau waktunya kapan”, smbung Dila.
”Bisa
saya tau, di Bioskop mana anda menonton film tersebut, dan dimana café tempat
kalian minum2?”, tanya Fawz.
“Kami
mnontonnya di Bioskop daerah jln Sudirman, dan cafenya cm beberapa meter dari
bioskop ko’”, kata Dila.
”Setelah
menonton, kemana tujuan kalian selanjutnya?”, kata Fawz.
”Selanjutnya
kami makan siang di dkt pantai seperti yg saya bilang tadi”,kata Dila.
”Apakah
anda ingat saat itu pukul barapa?”,tanya Fawz.
”Wah
kalau yg itu aku ga’ tau, kan aku ga’ bawa jam tangan”, kata Dila.
”Setelah
itu, apakah ada lagi kegiatan lain?”kata Fawz.
”Tidak
ada lagi sich, habis itu kami langsung pulang, karena saat itu kami udah capek
jalan2, rasanya hari ini cepat banget berlalu, hehehe..”,kata Dila.
”Oke
terima kasih atas infonya”, kata Fawz.
Setelah menutup telpon, kami pun kembali ke permasalahan.
”Bagaimana?
Saya jelas2 tetap bersama dia kan?”, tanya Asrul smbil menyalakan rokok dan
menggenggam dingin tangan kirinya yg kekar itu, pasti dia suka olahraga, pikir
ku.
”Yah,
menurut keterangan dari nya anda tetap bersama dia”, kata Fawz.
”Tapi
masih mungkin ja, anda melakukan pembunuhan pada saat dia tertidur. Ya
kan?”,kini Cha2 yg angkat bicara.
”Tdk
bisa, itu sangat sulit untuk melakukannya”, kata RH smbil ngeliat peta yg dbawa
oleh kepolisian.
”Hmm..Lokasi
Café dan Bioskop ada di jalan Sudirman, berarti kalau kita mengendarai mobil paling
cepat membutuhkna waktu 45 menit dan dengan sepeda motor paling cepat 30
menit”. Kata Cup.
”Aku
tadi telah menelpon pihak bioskop dan menanyakan pada menit ke berapa pada saat
adegan berantem yg dikatakan Dila itu terjadi, dan pihak bioskop mengatakan pada
saat kira2 menit ke 60 ataupun udah setengah pemutaran”, kata RH.
”Waaaah..!
Lagi2 kamu berpikir duluan dari kami”, kata ku kagum.
”Ih…Si
X lebai deh, biasa ja kaleee !”,kata Cha2.
”Yah
berarti tidak mungkin melakukan pembunuhan, sedangkan menggunakan sepeda motor
ja membutuhkan waktu 60 menit pulang balik, belum lagi waktu membunuhnya”, kata
Cup.
“Berarti tinggal anda yg harus kami periksa pak Syarif”, kata paman ku kpd pak Syarif.
“Bisa
anda ceritakan alibi anda?”,tanya Cup.
”Saya
juga rencananya pada hari ini ada janji ketemu dengan pak Bambang, tapi saya
juga membatalkannya karena saya harus menyelesaikan lukisan saya”, kata
Syarif.”
Adakah
saksi yg melihat anda sedang mengerjakan lukisan anda?”, tanya Paman.
”Sayang
sekali tidak ada seorang pun yang melihat saya bekerja, saya tinggal sendiri di
rumah saya semenjak istri saya meninggal. Dan saya juga mengerjakan lukisan
saya di rumah sendirian”, kata Syarif sambil meremas2 tangan kanannya dengan menggunakan
tangan kirinya. Tngan kanannya tampak lusuh ditambah dengan bekas2 noda di tangannya.
Tampak kotor kelihatan, sepertinya kepribadiannya sangat berbeda sekali dengan
Pak Bambang, pikir ku.
=to be continued...=
=to be continued...=
0 comments:
Posting Komentar