Sambungan...
Setelah menutup pembicaraan dengan Linda, paman langsung menatap Pak Hendri.
“Pada
saat itu, tiba2 perut saya sakit. Dan saya segera menuju toilet, tapi pada saat
saya di toilet, tidak ada satu orang pun yg melihat saya”, kata Pak Hendri.
“Tuh
kan udah jelas kalau dia pelakunya !,”Kata Chan.
“Apakah
anda mencurigai saya karena saya tidak punya alibi pada saat saya sedang berada
di toilet?, hahaha..lucu sekali. Bagaimana saya bisa melakukan pembunuhan tersebut?”,tanya
Pak Hendri.
“Yah,
itu mudah saja. Pada pukul 10.30 anda keluar dari ruang meeting dengan alasan ingin
ke toilet karena sakit perut. Pada saat itu mungkin anda keluar melalui jalan
yg jarang dilewati oleh para karyawan, mungkin melalui tangga darurat. Setelah
itu anda menuju ke TKP dan bertemu korban, setelah berbincang sebentar, anda langsung
membunuh korban dan mengambil berkas2 berharga lalu kabur dengan memcahkan kaca
agar bisa disangka sebagai perampokan”, terang Chan.”
Oke..oke..analisa
yang sangat bagus untuk anak2 seusia kalian, kalian tidak pantas dikatakan sebagai
detektif, hahaha..”, kata Pak Hendri. Mendengar kata2 tu, Chan langsung emosi
dan segera memukulnya, untung ja pada saat itu Cup langsung menahan Chan.
“Hei..Hei..!
Jangan emosi, kamu bisa kena tuduhan penganiayaan juga jika memukulnya”, kata
Cup.
“Tapi
dia sudah menghina kita !”,kata Chan dgn emosi.
“Maaf
Pak Hendri atas tuduhan kami, tapi kami pasti akan menemukan pembunuh yg sebenarnya.
Dan pada saat itu anda harus menarik kata2 anda secara baik”, kata ku smbil
berusaha agar tidak terpancing emosi.
“Oke..!
Tapi kalian harus tau, saya bukan pmbunuhnya. Bagaimana mungkin saya bisa
mmbunuh secepat itu, sedangkan perjalanan dari kantor saya kesini membutuhkan waktu
kira2 20 menit”, kata Pak Hendri.
“Untuk
sementara kami harap anda tetap berada disni untuk penyelidikan lebih lanjut sambil
menunggu 2 orang yg dicurigai lainnya”, kata paman.
Ternyata
sejak kami sedang mewawancarai pak Hendri, kedua org yg dicurigai lainnya telah
datang dari tadi. Kedua orang tersebut adalah Pak Asrul (28 thn) keponakan
korban seorang pegawai negeri di pemerintahan. Dan seorang lagi adalah Pak
Syarif (50 thn) seorang pelukis.
“Loh, kenapa kamu ada disini Rul?”,tanya
Hendri kpd Asrul.
”Saya
mendapat panggilan dari kepolisian, katanya paman Bambang telah meninggal”, kata
Asrul.
”Kalian
saling kenal ya?”, tanya Cha2 polos.
”Yah
dia adalah partner kerja paman Bambang, andai saja paman masih hidup pasti kerjasama
yg direncanakan Pak Hendri telah berjalan, dan saya bisa krja di perusahaan mereka”,
kata Asrul.
”Ko’
anda bisa tau mereka berdua akan melakukan kerjasama?”, tanya Cup.
”Yah
beberapa hari yg lalu aku dan pak Hendri pernah ketemuan membicarakan masalah kerjasama
itu”, kata Asrul. Kami pun segera mewawancarai satu per satu calon tersangka tersebut.
“maaf
telah memanggil anda kesini, anda pasti telah tau kenapa kepolisian memanggil
anda”, kata Paman.
“Siapa
yg telah membunuh paman saya? Anda harus segera menangkapnya. Saya tidak rela,
saya benar2 mengutuknya !”, kata keponakan korban dgn emosi.
“Tenang
pak tenang..! Justru karena itu kami memanggil kalian bertiga kemari, diantara
kalian lah pasti yg telah mmbunuh pak Bambang”, kata paman.
”Apa
! Jadi anda menuduh saya juga? Apa yg menyebabkan kami menjadi calon tersangka?”,
kata Pak Asrul.
“Kalian
bertiga hari ini ada janji untuk bertemu bukan?”, mungkin pada saat itu diantara
kalian yg datang lah yg telah membunuhnya. Oleh karena itu, boleh saya tau pada
pukul 10.00-11.00 anda sedang dimana dan sedang melakukan kegiatan apa? Dimulai
dari anda Pak Asrul”, kata paman.
”Baiklah
saya akan menceritakan kegiatan saya 1 hari ini agar terhindar dari tuduhan
ini. Awalnya saya memang ada janji ketemu dengan paman Bambang, tapi saya membatalkannya
karena saya ingin jalan2 dengan pacar saya. Mulai pukul 08.00 sampai pukul
14.00 saya sedang jalan2 dengan pacar saya”, kata pak Asrul.
”Bisa
saya tau siapa nama pacar anda? Dan dapat kah saya menghubunginya?”, tanya
Paman.
“Oh
tentu, ini nomor HP nya namanya Dila”, kata Asrul sembari memberikan HP nya kepada
paman.
=to be continued...=
=to be continued...=
0 comments:
Posting Komentar