Part 9

Selasa, 26 Juli 2011

Sambungan...

Setelah menutup pembicaraan dengan Linda, paman langsung menatap Pak Hendri.

“Maaf pak, tapi bisakah saya tau kenapa pada saat meeting anda mendadak ingin ke toilet? Dan bisa saya tahu apakah ada saksi yg melihat anda pada saat di toilet?, tanya Paman.

“Pada saat itu, tiba2 perut saya sakit. Dan saya segera menuju toilet, tapi pada saat saya di toilet, tidak ada satu orang pun yg melihat saya”, kata Pak Hendri.

“Tuh kan udah jelas kalau dia pelakunya !,”Kata Chan.

“Apakah anda mencurigai saya karena saya tidak punya alibi pada saat saya sedang berada di toilet?, hahaha..lucu sekali. Bagaimana saya bisa melakukan pembunuhan tersebut?”,tanya Pak Hendri.

“Yah, itu mudah saja. Pada pukul 10.30 anda keluar dari ruang meeting dengan alasan ingin ke toilet karena sakit perut. Pada saat itu mungkin anda keluar melalui jalan yg jarang dilewati oleh para karyawan, mungkin melalui tangga darurat. Setelah itu anda menuju ke TKP dan bertemu korban, setelah berbincang sebentar, anda langsung membunuh korban dan mengambil berkas2 berharga lalu kabur dengan memcahkan kaca agar bisa disangka sebagai perampokan”, terang Chan.”

Oke..oke..analisa yang sangat bagus untuk anak2 seusia kalian, kalian tidak pantas dikatakan sebagai detektif, hahaha..”, kata Pak Hendri. Mendengar kata2 tu, Chan langsung emosi dan segera memukulnya, untung ja pada saat itu Cup langsung menahan Chan.

“Hei..Hei..! Jangan emosi, kamu bisa kena tuduhan penganiayaan juga jika memukulnya”, kata Cup.

“Tapi dia sudah menghina kita !”,kata Chan dgn emosi.

“Maaf Pak Hendri atas tuduhan kami, tapi kami pasti akan menemukan pembunuh yg sebenarnya. Dan pada saat itu anda harus menarik kata2 anda secara baik”, kata ku smbil berusaha agar tidak terpancing emosi.

“Oke..! Tapi kalian harus tau, saya bukan pmbunuhnya. Bagaimana mungkin saya bisa mmbunuh secepat itu, sedangkan perjalanan dari kantor saya kesini membutuhkan waktu kira2 20 menit”, kata Pak Hendri.
“Untuk sementara kami harap anda tetap berada disni untuk penyelidikan lebih lanjut sambil menunggu 2 orang yg dicurigai lainnya”, kata paman.

Ternyata sejak kami sedang mewawancarai pak Hendri, kedua org yg dicurigai lainnya telah datang dari tadi. Kedua orang tersebut adalah Pak Asrul (28 thn) keponakan korban seorang pegawai negeri di pemerintahan. Dan seorang lagi adalah Pak Syarif (50 thn) seorang pelukis.

 “Loh, kenapa kamu ada disini Rul?”,tanya Hendri kpd Asrul.

”Saya mendapat panggilan dari kepolisian, katanya paman Bambang telah meninggal”, kata Asrul.

”Kalian saling kenal ya?”, tanya Cha2 polos.

”Yah dia adalah partner kerja paman Bambang, andai saja paman masih hidup pasti kerjasama yg direncanakan Pak Hendri telah berjalan, dan saya bisa krja di perusahaan mereka”, kata Asrul.

”Ko’ anda bisa tau mereka berdua akan melakukan kerjasama?”, tanya Cup.

”Yah beberapa hari yg lalu aku dan pak Hendri pernah ketemuan membicarakan masalah kerjasama itu”, kata Asrul. Kami pun segera mewawancarai satu per satu calon tersangka tersebut.

“maaf telah memanggil anda kesini, anda pasti telah tau kenapa kepolisian memanggil anda”, kata Paman.

“Siapa yg telah membunuh paman saya? Anda harus segera menangkapnya. Saya tidak rela, saya benar2 mengutuknya !”, kata keponakan korban dgn emosi.

“Tenang pak tenang..! Justru karena itu kami memanggil kalian bertiga kemari, diantara kalian lah pasti yg telah mmbunuh pak Bambang”, kata paman.

”Apa ! Jadi anda menuduh saya juga? Apa yg menyebabkan kami menjadi calon tersangka?”, kata Pak Asrul.

“Kalian bertiga hari ini ada janji untuk bertemu bukan?”, mungkin pada saat itu diantara kalian yg datang lah yg telah membunuhnya. Oleh karena itu, boleh saya tau pada pukul 10.00-11.00 anda sedang dimana dan sedang melakukan kegiatan apa? Dimulai dari anda Pak Asrul”, kata paman.

”Baiklah saya akan menceritakan kegiatan saya 1 hari ini agar terhindar dari tuduhan ini. Awalnya saya memang ada janji ketemu dengan paman Bambang, tapi saya membatalkannya karena saya ingin jalan2 dengan pacar saya. Mulai pukul 08.00 sampai pukul 14.00 saya sedang jalan2 dengan pacar saya”, kata pak Asrul.

”Bisa saya tau siapa nama pacar anda? Dan dapat kah saya menghubunginya?”, tanya Paman.

“Oh tentu, ini nomor HP nya namanya Dila”, kata Asrul sembari memberikan HP nya kepada paman.

=to be continued...=




0 comments:

Posting Komentar