Sambungan...
“Wah kamu hebat juga nak, baiklah saya akan suruh tim penyidik memeriksa HP korban”, kata Pamanku. Pamanku pun meninggalkan kami dan mendekati seorang petugas kepolisian yg sedang menyelidiki korban, paman ku sepertinya menyuruh petugas itu untuk memeriksa HP korban. Selagi paman sibuk memeriksa HP, kami pun berbincang2.
”Aneh
ya, di rumah sebesar ini korban hanya tinggal sendiri beserta seorang pembantu,
apa dia tidak punya istri?”, kata Fawz.
“Iya
ni, seharusnya kan punya satpam atau bodyguard kek”, tambah Cha2.
”Aku
tadi menanyakan kepada pembantunya, katanya istri korban telah lama meninggal,
semenjak itu korban jadi jarang bergaul. Kalau soal satpam itu, di komplek
perumahan ini keamanannya udah terjamin. Karena komplek ini ada satpam yg selalu
menjaga di gerbang masuk/keluar, tapi sialnya wktu aku tanyakan apakah ada
kendaraan lain yg masuk ke komplek ini dari pukul 07,00-11.00 katanya lumayan
banyak yg datang. Jadi sulit untuk memeriksanya”, kata ku.
Selagi asyik berdiskusi dengan agen lain, pamanku pun datang menghampiri kami. “Saya sudah menemukan orang2 yg ada janji dengan korban hari ini, dan mereka sedang dalam perjalanan”, kata Paman ku.
”Hmm..Mudah2n
juga sidik jari yg terdapat pada puntung rokok dan gelas itu segera keluar”,
kataku. Setelah menunggu kira2 selama setengah jam, maka datang lah seseorang
dari 3 orang yg dipanggil tersebut, namanya adalah Pak Hendri (45 thn) seorang
partner kerja korban.
”Maaf,
apa benar Pak Bambang telah meninggal?”,Tanya nya setiba smpai ke TKP.
”Alah,
ga’ usah belagak bodoh. Anda kan yg telah membunuh Pak Bambang? Anda adalah
partner korban, berkas2 berharga juga telah hilang. Pasti anda yg telah membunuh
serta mengambil berkas2 itu agar anda bisa menguasai perusahaan nya !”, kata
Chan emosi.
”Hei
! Tenang dulu, kamu tidak bisa menuduh sembarangan gitu ja. kita harus dengar
keterangannya”, kata Fawz.
”Bisa
anda ceritakan anda sedang berada dimana dan sedang melakukan apa dari pukul
10.00-11.00? Rencana nya anda akan brtemu dgn korban hari ini bukan?”, tanya RH
memojokkan.
”Ya,
saya sebenarnya hari ini ada janji akan ketemu dengan Pak Bambang, ada
pembicaraan kerjasama antar perusahaan, tapi saya membatalkannya karena ada
meeting d kantor saya”, kata Pak Hendri.
“Apa
ada saksi mata yang menyaksikan anda sedang mengikuti rapat pada wktu tersebut?”,
tanya pamanku.
“Ya,
anda bisa menanyakan kepada sekretaris saya,namanya Linda. Ini no telpon kantor
saya, sekretaris saya sekarang sedang berada disana, anda bisa langsung
mnghubunginya, dia yg mengatur semua kegiatan saya selama di kantor termasuk
soal rapat juga”, kata Pak Hendri seraya memberikan kartu nama sekretarisnya dengan
tangan kanan memperlihatkan jam tangan mahalnya. Terkesan seperti sengaja memperlihatkan
jam tangan tsb.
Huh..!
Dasar tukang pamer, pikir ku.
Maka paman pun segera mnghubungi sekretaris tersebut dan menanyakan beberpa hal. “Selamat siang, dgn Media Corp ada yg bisa saya Bantu?”, kata sekretaris dari kantor sana.
“Selamat
siang, kami dari Kepolisian. Kami ingin meminta keterangan seputar Pak Hendri,
dimanakah beliau dari pukul 10.00-11.00 pagi ini?”, tanya Paman.
“Oh
Pak Hendri pada saat itu sedang mengadakan meeting dengan klien dan partnernya
mulai dari pukul 10.00-12.00. Pak Hendri tidak ada kmana2 selama 2 jam tersebut,
hanya saja pada saat pukul 10.30, pak Hendri sempat ke toilet, beliau tiba2
merasa sakit perut dan berada di toilet sampai pukul 11.00”, kata Linda.
”Hmm..Apakah
ada orang yg menjadi saksi pd saat Pak hendri sedang berada di toilet?”, tanya
Paman. “Maaf pak, tapi pada saat itu mungkin tidak ada yg melihat beliau, karena
di perusahaan kami ada toilet khusus untuk para pemimpin perusahaan”, sambung
Linda.
”Oke
terima kasih atas informasinya. Kalau tidak keberatan saya mohon bantuan kerjasamanya
dalam penyelidikan ini. Mungkin dalam beberapa jam lagi, kami akan kembali menghubungi
anda”. Kata Paman.
“Baik
pak, saya tetap berada di kantor kok”, sambung Linda.
0 comments:
Posting Komentar