Ayo, Mainkan Warnamu!

Rabu, 23 November 2011

"Merah?". Meriah euy!" Begitulah salah satu kalimat yang diucapkan oleh beberapa pria dalam iklan sebuah produk yang kebetulan berwarna merah. Situasi tersebut menggambarkan bahwa warna merah ternyata memberikan suatu "citra" tersendiri. Tidak hanya dalam iklan, tapi dimana-mana hampir setiap orang (cewek) yang mengenakan baju merah menyala akan mendapat sapaan seperti ini. Jadi, bersiaplah.

Cahaya & Warna

Cahaya merupakan sebuah pita sempit dari energi yang terlihat oleh mata biasa, ditengah-tengah spektrum yang menangkap semua energi dari sinar kosmik hingga gelombang radio. Energi ini dapat digradasikan sesuai dengan panjang gelombangnya serta diukur dalam manometer, dimana 1 (satu) manometer setara dengan satu juta milimeter. Spektrum cahaya yang terlihat mata biasa berada diantara 380-760 mm. Setiap variasi panjang gelombang diantara spektrum energi ini dapat dirasakan oleh mata kita dan diinterpertasikan sebagai warna tertentu. Warna merah memiliki gelombang cahaya terpanjang, sementara violet terpendek.

Warna & Medis

Warna memang menghidupkan dunia, pernahkah Anda bayangkan jika warna-warna di bumi ini ngumpet barang satu hari atau jam saja, tiba-tiba semuanya hanya hitam dan putih. Jika itu terjadi, hampir dipastikan semua orang insyaf dan segera menyadari betul makna warna dalam kehidupan ini.

Penyembuhan dengan warna dalam bidang medis telah berlangsung dari zaman purba, seperti orang Mesir kuno yang menggunakan mineral, bebatuan, kristal dan salep serta zat-zat warna sebagai obat. Kuil-kuil perawatan pun dicat dengan berbagai warna. Menginjak abad ke-20, Max Luscher (mantan profesor psikologi di Basle) menyatakan bahwa pemilihan suatu warna menunjukkan keadaan pikiran dan atau ketidakseimbangan kelenjar serta dapat digunakan sebagai dasar bagi diagnosa fisik dan psikologis. Selanjutnya, para peneliti telah menemukan beberapa warna yang bisa dikatakan dominan dalam penyembuhan baik medis maupun non-medis (psikologis). Warna-warna tersebut diantaranya ialah merah, biru, kuning, merah muda, juga putih dan hijau.

Para tahun 1940-an, S.V. Krakov, seorang ilmuwan Rusia, menemukan bahwa warna merah merangsang bagian simpatik dan sistem syaraf otonom, sementara warna biru merangsang bagian parasimpatik. Penemuan ini diperkuat oleh Gerard dari Amerika Serikat pada tahun 1958. Menurutnya Gerard, warna merah merangsang subyek-subyek kecemasan dan ketegangan, menghasilkan perasaan arousal (semangat) sementara biru memiliki efek yang menenangkan, damai dan sejahtera. Selain itu, tekanan darah ternyata meningkat di bawah sinar merah dan menurun di bawah sinar biru, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan psikofisiologis meningkat sesuai dengan meningkatnya panjang gelombang dari biru ke merah.

Memasuki era 1950-an, studi menunjukkan bahwa sinar matahari ternyata berhasil dalam perawatan sakit kuning yang diderita oleh dua per tiga bayi prematur. Tetapi kemudian diketahui bahwa ternyata cahaya biru dapat lebih efektif dan aman daripada cahaya berspektrum penuh (sinar matahari), sehingga kini telah digunakan secara umum bagi penyakit kuning neonatal. Selanjutnya tahun 1960-an, ditemukan bahwa cahaya putih ternyata mampu menggantikan transfusi darah yang beresiko tinggi dalam perawatan kondisi ini. Cahaya putih juga berguna dalam pengobatan kanker, penyakit pengaruh musim (disebut dengan depresi musim dingin), anorexia (susah makan),bulimia, nervosa, insomnia, jet lag (kelesuan karena perubahan waktu), perubahan jam kerja, ketergantungan obat, alkohol. Sementara sinar biru berguna untuk menyembuhkan jaringan tubuh yang luka, mencegah pembentukan jaringan parut (dalam perawatan kanker dan tumor jinak), penyakit kulit serta paru-paru. Pada tahun 1990, para ahli melaporkan keberhasilan cahaya biru dalam penanggulangan berbagai jenis masalah psikologi termasuk didalamnya masalah ketagihan, makan, impotensi, juga depresi.

Terapeutik Non-Medis

Sebuah efek yang diduga suatu kebetulan, dimana terdapat sebuah rumah tahanan dengan 4 (empat) sayap yang baru dibangun dicat dengan warna yang berbeda. Kepala penjara dan stafnya mengaku kalau perilaku penghuninya berbeda di tiap sayap. Pada sayap merah dan kuning, penghuninya cenderung bersifat lebih keras daripada pada sayap bangunan biru dan hijau.

Namun penelitian dengan metode eksperimen ternyata mendukung hal diatas dengan hasil: jika seseorang memandang cahaya merah, maka terjadi peningkatan kekuatan subyek sebesar 13,5% dan menimbulkan 5,8% lebih banyak aktivitas elektris otot-otot lengan. Hal tersebut kini difungsikan bagi perbaikan penampilan atlet, dimana merah membantu atlet yang memerlukan ledakan energi yang cepat tetapi untuk waktu singkat, sementara biru dapat membantu penampilan atlet yang memerlukan lebih banyak pengeluaran energi yang stabil.

Satu hal yang menarik, merah muda (dimana dalam kultur Barat diidentifikasikan dengan perempuan), ternyata memiliki efek menenangkan dalam beberapa menit setelah individu mengalami kontak. Oleh karena itu kini telah banyak kamar tahanan dicat dengan warna merah muda yang dimaksudkan untuk mengurangi perilaku kekerasan dan agresivitas para tahanan. Beberapa sumber juga telah melaporkan penurunan kekuatan otot penghuninya dalam waktu 2,7 detik). Nampaknya warna ini membuat orang tidak menjadi agresif bahkan ketika ia menginginkannya, karena warna merah muda menyerap energi mereka.

Mainkan Warnamu

Melihat perjalanan warna, tidak terlalu keliru jika merah adalah identik dengan meriah, atau seperti simbol pada bendera kita yang berarti berani. Bagi para penggemar sepak bola pastilah terbayang sederetan klub sepak bola dunia dengan seragam merahnya yang aduhai, diiringi permainan energik mereka. Beberapa julukan seperti "red devils, the reds, dst" tentulah tidak asing bagi penggemar bola untuk menggambarkan gelora semangat para pesepakbola yang menggunakan kaos berwarna merah tersebut. Sementara biru yang terlihat membayangi kesuksesan merah dalam kajian-kajian diatas, terbayang pula biru langit yang hampir dapat dipastikan menghantarkan suasana damai, tenang.

Bagaimana dengan hari-hari Anda? Apakah pernah terlintas untuk mencoba warna-warna yang selama ini tidak terpikirkan karena anda menganggapnya terlalu menyolok atau terlihat suram? Atau pernahkan terasa suasana khusus saat mengenakan warna tertentu?

Sebagian orang cenderung mengkoleksi warna-warna tertentu untuk pakaian tanpa banyak berpikir atau merasakan efek dari warna pilihannya. Semua berjalan karena sudah terbiasa dan memang nyaman. Graham (1998) menawarkan Diary of Colour. Menurutnya, apa yang perlu anda siapkan hanyalah kesediaan dan catatan kecil, selama satu minggu, catatlah setiap warna yang Anda kenakan dalam setiap harinya, mungkin satu warna atau kombinasi berbagai warna, aktivitas yang Anda lakukan, dan perasaan fisik, mental, emosional juga spiritual. Nampaknya mudah, namun membutuhkan kesabaran, karenanya nikmati ini sebagai permainan yang menyenangkan. Latihan ini akan membuat Anda lebih peka dalam mengenali dan menyadari perubahan-perubahan yang terjadi, kapan, dimana, serta efek di sejumlah situasi pribadi. Suatu contoh, Garry, seorang guru olahraga, merasa warna abu-abu gedung olahraga sangat membuatnya tertekan, pengamatan ini ternyata juga dialami oleh guru lain yang diwajibkan untuk mengawasi ujian di ruangan tersebut. Inspektur sekolah pun berpendapat sama dan mengusulkan warna-warna lebih cerah untuk memperbaiki prestasi olahraga juga akademik para siswa.

Dengan diary of colour, kita bisa lebih mengenal warna dan memainkannya, pada situasi apa dan bagaimana warna itu akan menjadi optimal baik dengan diri kita secara langsung atau orang lain. Sebab bereksperimen dengan warna serta mengamati efeknya bukanlah semata-mata memikirkan warna, tetapi mengalaminya. Barbara Ann Brennan, mengatakan bahwa dalam istilah energi, pikiran adalah sebuah getaran kuning, jadi terlepas dari warna apa yang Anda pikirkan, Anda tetap menciptakan warna kuning. Karena itulah, Anda perlu mengalami bagaimana rasanya "berada" dalam situasi biru, duduk dalam cahaya biru, apa arti biru bagi Anda-bagaimana tampaknya, rasanya dan suaranya! Dengan cara ini siapa tahu anda bisa mengendalikan emosi-emosi yang ada dalam diri anda dengan cara yang sangat mudah dan bahkan bisa gratis. Ayo mainkan warnamu! Selamat mencoba!(jp)
--------------------------------------
Sumber:
Graham, Helen. 1998. Penyembuhan dengan Warna. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
--------------------------------------

0 comments:

Posting Komentar