"Merah?".
Meriah euy!" Begitulah salah satu kalimat yang diucapkan oleh
beberapa pria dalam iklan sebuah produk yang kebetulan berwarna merah. Situasi
tersebut menggambarkan bahwa warna merah ternyata memberikan suatu
"citra" tersendiri. Tidak hanya dalam iklan, tapi dimana-mana hampir
setiap orang (cewek) yang mengenakan baju merah menyala akan mendapat sapaan
seperti ini. Jadi, bersiaplah.
Cahaya & Warna
Cahaya merupakan sebuah
pita sempit dari energi yang terlihat oleh mata biasa, ditengah-tengah spektrum
yang menangkap semua energi dari sinar kosmik hingga gelombang radio. Energi
ini dapat digradasikan sesuai dengan panjang gelombangnya serta diukur dalam manometer,
dimana 1 (satu) manometer setara dengan satu juta milimeter. Spektrum cahaya
yang terlihat mata biasa berada diantara 380-760 mm. Setiap variasi panjang
gelombang diantara spektrum energi ini dapat dirasakan oleh mata kita dan
diinterpertasikan sebagai warna tertentu. Warna merah memiliki gelombang cahaya
terpanjang, sementara violet terpendek.
Warna & Medis
Warna memang
menghidupkan dunia, pernahkah Anda bayangkan jika warna-warna di bumi ini
ngumpet barang satu hari atau jam saja, tiba-tiba semuanya hanya hitam dan
putih. Jika itu terjadi, hampir dipastikan semua orang insyaf dan segera
menyadari betul makna warna dalam kehidupan ini.
Penyembuhan dengan
warna dalam bidang medis telah berlangsung dari zaman purba, seperti orang
Mesir kuno yang menggunakan mineral, bebatuan, kristal dan salep serta zat-zat
warna sebagai obat. Kuil-kuil perawatan pun dicat dengan berbagai warna.
Menginjak abad ke-20, Max Luscher (mantan profesor psikologi di Basle)
menyatakan bahwa pemilihan suatu warna menunjukkan keadaan pikiran dan atau
ketidakseimbangan kelenjar serta dapat digunakan sebagai dasar bagi diagnosa
fisik dan psikologis. Selanjutnya, para peneliti telah menemukan beberapa warna
yang bisa dikatakan dominan dalam penyembuhan baik medis maupun non-medis (psikologis).
Warna-warna tersebut diantaranya ialah merah, biru, kuning, merah muda, juga
putih dan hijau.
Para tahun 1940-an,
S.V. Krakov, seorang ilmuwan Rusia, menemukan bahwa warna merah merangsang
bagian simpatik dan sistem syaraf otonom, sementara warna biru merangsang
bagian parasimpatik. Penemuan ini diperkuat oleh Gerard dari Amerika Serikat
pada tahun 1958. Menurutnya Gerard, warna merah merangsang subyek-subyek
kecemasan dan ketegangan, menghasilkan perasaan arousal (semangat)
sementara biru memiliki efek yang menenangkan, damai dan sejahtera. Selain itu,
tekanan darah ternyata meningkat di bawah sinar merah dan menurun di bawah
sinar biru, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan psikofisiologis meningkat sesuai
dengan meningkatnya panjang gelombang dari biru ke merah.
Memasuki era 1950-an,
studi menunjukkan bahwa sinar matahari ternyata berhasil dalam perawatan sakit
kuning yang diderita oleh dua per tiga bayi prematur. Tetapi kemudian diketahui
bahwa ternyata cahaya biru dapat lebih efektif dan aman daripada cahaya
berspektrum penuh (sinar matahari), sehingga kini telah digunakan secara umum
bagi penyakit kuning neonatal. Selanjutnya tahun 1960-an, ditemukan
bahwa cahaya putih ternyata mampu menggantikan transfusi darah yang beresiko
tinggi dalam perawatan kondisi ini. Cahaya putih juga berguna dalam pengobatan
kanker, penyakit pengaruh musim (disebut dengan depresi musim dingin), anorexia
(susah makan),bulimia, nervosa, insomnia, jet lag (kelesuan karena
perubahan waktu), perubahan jam kerja, ketergantungan obat, alkohol. Sementara
sinar biru berguna untuk menyembuhkan jaringan tubuh yang luka, mencegah
pembentukan jaringan parut (dalam perawatan kanker dan tumor jinak), penyakit
kulit serta paru-paru. Pada tahun 1990, para ahli melaporkan keberhasilan
cahaya biru dalam penanggulangan berbagai jenis masalah psikologi termasuk
didalamnya masalah ketagihan, makan, impotensi, juga depresi.
Terapeutik Non-Medis
Sebuah efek yang diduga
suatu kebetulan, dimana terdapat sebuah rumah tahanan dengan 4 (empat) sayap
yang baru dibangun dicat dengan warna yang berbeda. Kepala penjara dan stafnya
mengaku kalau perilaku penghuninya berbeda di tiap sayap. Pada sayap merah dan
kuning, penghuninya cenderung bersifat lebih keras daripada pada sayap bangunan
biru dan hijau.
Namun penelitian dengan
metode eksperimen ternyata mendukung hal diatas dengan hasil: jika seseorang
memandang cahaya merah, maka terjadi peningkatan kekuatan subyek sebesar 13,5%
dan menimbulkan 5,8% lebih banyak aktivitas elektris otot-otot lengan. Hal
tersebut kini difungsikan bagi perbaikan penampilan atlet, dimana merah
membantu atlet yang memerlukan ledakan energi yang cepat tetapi untuk waktu
singkat, sementara biru dapat membantu penampilan atlet yang memerlukan lebih
banyak pengeluaran energi yang stabil.
Satu hal yang menarik,
merah muda (dimana dalam kultur Barat diidentifikasikan dengan perempuan),
ternyata memiliki efek menenangkan dalam beberapa menit setelah individu
mengalami kontak. Oleh karena itu kini telah banyak kamar tahanan dicat dengan
warna merah muda yang dimaksudkan untuk mengurangi perilaku kekerasan dan
agresivitas para tahanan. Beberapa sumber juga telah melaporkan penurunan
kekuatan otot penghuninya dalam waktu 2,7 detik). Nampaknya warna ini membuat
orang tidak menjadi agresif bahkan ketika ia menginginkannya, karena warna
merah muda menyerap energi mereka.
Mainkan Warnamu
Melihat perjalanan
warna, tidak terlalu keliru jika merah adalah identik dengan meriah, atau
seperti simbol pada bendera kita yang berarti berani. Bagi para penggemar sepak
bola pastilah terbayang sederetan klub sepak bola dunia dengan seragam merahnya
yang aduhai, diiringi permainan energik mereka. Beberapa julukan seperti "red
devils, the reds, dst" tentulah tidak asing bagi penggemar bola untuk
menggambarkan gelora semangat para pesepakbola yang menggunakan kaos berwarna
merah tersebut. Sementara biru yang terlihat membayangi kesuksesan merah dalam
kajian-kajian diatas, terbayang pula biru langit yang hampir dapat dipastikan
menghantarkan suasana damai, tenang.
Bagaimana dengan
hari-hari Anda? Apakah pernah terlintas untuk mencoba warna-warna yang selama
ini tidak terpikirkan karena anda menganggapnya terlalu menyolok atau terlihat
suram? Atau pernahkan terasa suasana khusus saat mengenakan warna tertentu?
Sebagian orang
cenderung mengkoleksi warna-warna tertentu untuk pakaian tanpa banyak berpikir
atau merasakan efek dari warna pilihannya. Semua berjalan karena sudah terbiasa
dan memang nyaman. Graham (1998) menawarkan Diary of Colour. Menurutnya,
apa yang perlu anda siapkan hanyalah kesediaan dan catatan kecil, selama
satu minggu, catatlah setiap warna yang Anda kenakan dalam setiap harinya,
mungkin satu warna atau kombinasi berbagai warna, aktivitas yang Anda lakukan,
dan perasaan fisik, mental, emosional juga spiritual. Nampaknya mudah, namun
membutuhkan kesabaran, karenanya nikmati ini sebagai permainan yang
menyenangkan. Latihan ini akan membuat Anda lebih peka dalam mengenali dan
menyadari perubahan-perubahan yang terjadi, kapan, dimana, serta efek di
sejumlah situasi pribadi. Suatu contoh, Garry, seorang guru olahraga, merasa
warna abu-abu gedung olahraga sangat membuatnya tertekan, pengamatan ini
ternyata juga dialami oleh guru lain yang diwajibkan untuk mengawasi ujian di
ruangan tersebut. Inspektur sekolah pun berpendapat sama dan mengusulkan
warna-warna lebih cerah untuk memperbaiki prestasi olahraga juga akademik para
siswa.
Dengan diary of
colour, kita bisa lebih mengenal warna dan memainkannya, pada situasi apa
dan bagaimana warna itu akan menjadi optimal baik dengan diri kita secara
langsung atau orang lain. Sebab bereksperimen dengan warna serta mengamati
efeknya bukanlah semata-mata memikirkan warna, tetapi mengalaminya. Barbara Ann
Brennan, mengatakan bahwa dalam istilah energi, pikiran adalah sebuah getaran
kuning, jadi terlepas dari warna apa yang Anda pikirkan, Anda tetap menciptakan
warna kuning. Karena itulah, Anda perlu mengalami bagaimana rasanya
"berada" dalam situasi biru, duduk dalam cahaya biru, apa arti biru
bagi Anda-bagaimana tampaknya, rasanya dan suaranya! Dengan cara ini siapa tahu
anda bisa mengendalikan emosi-emosi yang ada dalam diri anda dengan cara yang
sangat mudah dan bahkan bisa gratis. Ayo mainkan warnamu! Selamat mencoba!(jp)
--------------------------------------
Sumber:
Graham, Helen. 1998. Penyembuhan
dengan Warna. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
--------------------------------------
0 comments:
Posting Komentar